Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memberikan semangat bagi saksi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP yang akan mengawal jalannya pemungutan suara di putaran kedua Pilkada DKI.
Ia meminta para saksi ini tidak hanya mengawal pelaksanaan pilkada namun juga bisa meluruskan isu negatif yang dialamatkan terhadap dirinya selama pelaksanaan pilkada.
"Bapak ibu harus bantu kami melawan fitnah-fitnah. Fitnah pertama, saya tidak mau lihat di Jakarta ada rumah jelek, bukan berarti diterjemahkan akan saya gusur. Rumah jelek itu mau kita bedah, bagusin," kata Ahok di Kawasan JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu 9 April 2017.
Ahok lantas mengatakan bahwa fitnah yang dilontarkan lawan politik hampir sama ketika Joko Widodo menjadi calon Gubernur hingga menjadi calon Presiden. Saat itu, kata Ahok, Jokowi difitnah sebagai calon dari kalangan nonmuslim dan disebarkan isu bahwa Jokowi adalah keturunan Tionghoa. "Kesimpulannya ini politik. Ini ada rezeki orang diambil. Sejak pak Jokowi masuk di DKI, banyak rezeki orang yang korup terpotong," ujar dia lagi.
Pelatihan saksi juga dihadiri Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Politikus PDI Perjuangan Arif Wibowo ini. Mereka meminta agar saksi dari partai berlambang banteng moncong putih untuk tetap kompak. Simpatisan atau pun relawan disebut sebagai ujung tombak partai mengawal suara pasangan calon petahana tersebut. "Keterampilan dalam mengawal tiap satu suara yang kita peroleh untuk kemenangan di setiap TPS," kata Hasto.
Dalam pelatihan saksi ini, PDI Perjuangan mengerahkan saksi sebanyak 9600 orang untuk mengawal jalannya hari pemungutan sura 19 April 2017 nanti. Jumlah itu masih akan ditambah dari saksi yang diturunkan dari partai pengusung lain seperti Partai Golkar yang terlebih dahulu melaksanakan pelatihan. Nantinya akan ada 35 ribu saksi pasangan petahana untuk mengawasi seluruh TPS yang berjumlah 13.034 tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar