Sumatraterkini.blogspot.com : Penghitungan ulang dilakukan di TPS 17 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat tetap mendapat perolehan suara terbanyak.
Dari hasil penghitungan suara ketiga, pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni mendapat 38 suara, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 279 suara dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan perolehan 212 suara.
Ada 534 surat suara yang terpakai dari total 743 suara yang disediakan di TPS tempat Habib Rizieq Syihab mencoblos. Sementara surat suara tidak sah berjumlah 5. Penghitungan suara ketiga selesai pada pukul 16.57 WIB. Para saksi ketiga pasangan calon menandatangani rekapitulasi penghitungan perolehan suara.
Pada penghitungan pertama, Agus-Sylvi 38 suara, Ahok-Djarot 278 suara, dan Anies-Sandiaga 212 suara. Sedangkan pada penghitungan kedua, Agus-Sylvi mendapat 38 suara, Ahok-Djarot 280 suara, dan Anies-Sandiaga 211 suara.
Sementara itu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan perolehan suara masing-masing pasangan calon memang tidak bisa ditebak. "Ya biasalah, ini tidak bisa dibikin begitu. karena musti ada nomor satu nomor dua nomor tiga, tidak bisa ditentukan. Tidak berpengaruh siapa yang tinggal di situ, juga komunitasnya sangat berpengaruh," ujar JK kepada wartawan di kediaman dinasnya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (15/2).
Menurut JK, perolehan suara paling banyak dipengaruhi komunitas dari calon kandidat. JK mencontohkan kemenangan Ahok-Djarot di wilayah Jakarta Utara dan Anies-Sandiaga di wilayah selatan Jakarta. "Kalau katakanlah komunitas di Jakarta Utara Ahok menang, komunitas yang mungkin Jakarta Selatan Anies menang. biasalah itu. karena orang sangat terpengaruh juga dengan komunitasnya," terangnya.
Pemilih sambung JK akan memilih calon yang dipercaya seperti rekam jejak prestasi atau ideologi. Pilihan tidak hanya didasarkan pada visi misi calon. "Macam-macam pertimbangan orang, tidak cuma satu, tidak cuma visi dan misi tapi ada kebersamaannya. Itu kita tidak bisa terka atau orang ini memilih karena apa, tapi tergantung apa yang dia percaya, ada teman dekat percaya betul dia nomor satu. nomor dua, bisa memajukan Jakarta dia seperti itu," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar