Indonesia idealnya membutuhkan pertumbuhan ekonomi tujuh persen dalam rentang waktu 14 tahun hingga 2030. Hal itu penting agar Indonesia keluar dari posisi negara berpendapatan menengah menjadi negara berpendapatan tinggi.
Demikian menurut Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter dari Bank Indonesia, Juda Agung.
"Pertumbuhan ekonomi 2016-2030 minimal perlu tujuh persen per tahun untuk menghindari middle income trap (terjebak di posisi negara berpendapatan menengah) dan mendekati kelompok berpendapatan tinggi," kata Juda dalam sebuah diskusi di kawasan Kuta, Bali, Sabtu 3 Desember 2016.
Juda mengatakan, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut, pendapatan per kapita Indonesia akan berada di kisaran US$9.652 per tahun. Sementara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tujuh persen per tahun, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan.
"Pertama, produktivitas dinaikkan, modal ditambah dan sumber daya manusia kita ditingkatkan. Jadi kalau mau tumbuh tujuh persen skenarionya seperti itu," lanjut Juda.
Selain itu, ia menegaskan bahwa sektor yang harus di dorong adalah sektor manufaktur berorientasi ekspor. Tujuan tak lain adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi indonesia.
"Kalau ingin tumbuh cepat di negara yang sudah maju, mau tidak mau, sektor manufaktur harus didorong. Di 2000-an kita pernah 65-70 persen, sekarang ini 50-an persen pangsa pasar manufaktur terhadap total ekspor kita," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar