BERITA NEWS TERKINI : Presiden Joko Widodo berharap, energi bangsa tidak habis untuk hal-hal yang tidak produktif. Hal itu disampaikannya dalam acara hari ulang tahun Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu malam 21 Desember 2016.
"Orang tak bisa memilah mana kritik mana menghasut atau ujaran kebencian. Mana kritik mana makar enggak bisa dibedakan. Padahal berbeda jauh sekali," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, bahwa kritik diperbolehkan dalam sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan diperbolehkannya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat. Sementara makar menurutnya adalah tindakan melanggar hukum.
"Kita kan alam demokrasi kritik boleh dong. Demo tiap hari juga boleh. Tapi kalau makar tahu sendiri," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, hal-hal yang tidak produktif itu membuat orang-orang lupa dengan strategi besar negara termasuk strategi ekonomi dan industri yang ingin dicapai 30 tahun yang akan datang.
"Kalau tidak dibuat strategi besarnya, bagaimana kita mencapai negara yang adil dan makmur," kata Presiden.
Selain itu, lanjut Jokowi, hal-hal yang tidak produktif juga membuat orang-orang lupa dengan pembangunan karakter bangsa. Karakter bangsa adalah hal yang sama pentingnya dengan strategi besar ekonomi.
"Kita lupa bangun character building kita karena apapun tiap bangsa harus punya identitas, punya karakteristik yang bedakan kita dengan bangsa lain."
0 komentar:
Posting Komentar