Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian mengatakan, aparat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror terus memburu jaringan kelompok teroris di Indonesia. Upaya itu sebagai deteksi dan pencegahan dini ancaman teror di Tanah Air.
"(Deteksi dan pencegahan dini ancaman teror) Dengan operasi-operasi yang kita lakukan sekarang, yang dilakukan oleh Densus 88. Ini, kan, jaringannya berkembang terus," kata Tito saat ditemui di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu, 17 Desember 2016.
Polisi, kata Tito, tak hanya menangkap orang-orang yang diduga bagian dari kelompok teroris, tetapi juga memetakan wilayah-wilayah yang rawan ancaman teror maupun tempat persembunyian mereka. Dia mengakui, wilayah yang paling diantisipasi adalah daerah-daerah di Jawa.
Tito tak membantah deteksi dan pencegahan dini itu, di antaranya, berkaitan momentum perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. Untuk itu, Polri juga mengerahkan total 190 ribu personel untuk pengamanan dua momentum itu di seluruh Indonesia. Operasi pengamanan sejak 23 Desember 2016 sampai 2 Januari 2017.
Tito juga telah memerintahkan seluruh kepala polda dan polres agar menemui tokoh-tokoh agama, seperti ulama dan pendeta maupun pemimpin organisasi keagamaan, untuk menciptakan situasi aman dan kondusif selama perayaan Natal dan Tahun Baru.
"Tujuannya untuk membuat pernyataan mempersamakan misi mengamankan Natal. Bukan hanya dari Polri, tapi juga kita melibatkan TNI, pemerintah daerah, kemudian termasuk juga dari Banser (organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama) dan Pam Swakarsa (Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa) untuk pengamanan Natal."
0 komentar:
Posting Komentar